KEN

Dinamika kehidupan manusia di masa lampau, mulai intrik politik, revolusi, perang, pemberontakan, perebutan kekuasaan, bencana dan berbagai penemuan, perkembangan, pengetahuan, ekonomi, teknologi, tekhnik, budaya, gaya hidup, kesehatan, hukum, filsafat, sastra, fakta, peristiwa, cara, bisnis, usaha, uang, internet, youtube, online, dagang, asuransi, pendidikan dan hal lain yang mengubah wajah dunia akan menjadi cerita memikat yang selalu kami hadirkan disini.

Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Thursday, 27 December 2018

PENCAPAIAN SEMPURNA


Hasil gambar untuk PENCAPAIAN SEMPURNA

Seorang Raja tidaklah dia dikatakan Maha Raja jika tidak ada rakyatnya dan seorang raja tidak akan sempurna sebagai raja jika dia tidak menjadi rakyat itu sendiri (seakan-akan dia adalah rakyat itu sendiri begitupun sebaliknya)

Seorang guru tidaklah dia dikatakan guru Maha Guru jika dia tidak menjadi murid itu sendiri (seakan-akan dirinya adalah murid itu sendiri begitupun sebaliknya).

Seorang suami tidaklah dia bisa dikatakan seorang suami yang sempurna jika tidak menjadi istri nya sendiri (seakan-akan dirinya adalah istri itu sendiri begitupun sebaliknya)

Kedua orang tua tidak akan dikatakan orang tua yang sempurna jika tidak bisa menjadi anak-anaknya sendiri (seakan-akan keduanya menjadi anak-anaknya sendiri begitu sebaliknya)

Allah tidak akan dikatakan sebagai ESA lagi Maha Segalanya jika tidak menjadi Manusia dan segala yang ada begitu sebaliknya manusia tidak akan dikatakan sempurna jika tidak meniadakan dirinya hingga yang ada adalah Allah sendiri yang ada dan menjadi segala yang ada.

Engkau tidak akan memahami aku selagi engkau tidak menjadi seperti Aku, engkau tidak akan memahami bagaimana aku sebelum engkau sendiri yang menjalani bagaimana menjadi Aku.

Engkau tidak bisa memahami yang bukan sesuatu karena engkau tidak menjadi yang bukan sesuatu itu sendiri.

Yang membuat manusia terdinding pada Allah pada dirinya sendiri.

Yang membuat manusia terdinding terpisah dari Allah adalah ambisi manusia itu sendiri.
Yaitu ambisi mengejar sesuatu diluar dirinya hingga melupakan kesejatian diri sendiri.

Ketidak puasan atas segala pengetahuan dan segala yang dimiliki.

Seluruh sisa umurnya hanya untuk memahami sesuatu tentang Allah tanpa melihat merenungi diri sendiri.

Ibarat seorang petarung yang menghabiskan sisa hidupnya hanya untuk bertarung tanpa memahami kesejatian dari kemenangan dan kekalahan.

Ibarat seorang murid yang menghabiskan umurnya hanya untuk memahami kebenaran dan kesalahan tanpa memahami kesejatian dari kebenaran dan kesalahan.

Ibarat seorang yang terobsesi tentang sesuatu yang menghabiskan umurnya hanya untuk sesuatu yang menjadi obsesinya tanpa memahami merenungi kesejatian dibalik sesuatu yang menjadi obsesinya.

Ibarat seorang pelajar yang menghabiskan waktunya hanya untuk belajar tanpa memahami merenungi kesejatian dari hasil yang ia pelajari hingga ia temukan segala pelajaran ini untuk apa atas hidup yang ia jalani.

Puluhan tempat telah didatangi, puluhan guru telah ia datangi, ratusan pengetahuan ia ketahui tetapi didalam hati nya selalu merasa "ini belum selesai" atau "saya merasa belum ada perubahan" atau "tahu ataupun tidak rasanya sama saja jalan hidup saya ini" atau "aku merasa belum puas atas pengetahuan ini" dan masih banyak perasaan yang dirasakan manusia tentang ambisinya atas sesuatu terutama tentang ilmu Allah.

Waktu akan terus berjalan hingga maut tidak akan menunggu pencarian manusia
Setelah kematian terjadi amal dan ilmu nya pun dipertanyakan oleh sebab akibat dari ambisi semasa hidup
Ketidak puasan atas yang diterima
Hanya yang sudah menyatu dengan Allah maka segala ambisi menjadi hilang, berbuat menjadi tanpa pamrih, kehilangan menjadi keikhlasan, rasa sakit menjadi penebusan segala yang ada.

Tanpa harus meninggalkan segala aktifitas keduniawian
Ambisi akan menjadi ketidak puasan atas apa yang didapatkan apakah itu uang, harta, jabatan, pasangan hidup, ilmu dan segala yang diperbuat.

Tidak ada yang menyudahi segala sesuatu kecuali dari diri manusia itu sendiri.

Ketidak puasan manusia menjadikan manusia hanya mengucapkan rasa syukur tanpa memahami apa yang ia dapatkan
Ketidak puasan manusia menjadi jarak antara manusia dan siapa kesejatian dirinya.

Keadaan antara puas dan tidak puas ini menjadi perenungan atas diri sendiri, keduanya punya maksud sebagai peran yang harus dijalani dialam dunia, untuk melepaskan segalanya kuncinya ada pada keikhlasan bahwa diri ini adalah kesejatian yang paling sejati.

Maka segala pencarian akan terhenti yang ada hanya kepuasan dibalik kesejatian yang sudah menyatu, segala pertanyaan akan terjawab dengan sendirinya.

Segala yang BUKAN akan menyatu kepada yang membuat sesuatu itu sendiri. Hingga tiada yang bukan... tiada yang lain... pilihan ada didalam diri sendiri sebab kunci pengendali utama ada didalam otak manusia itu sendiri.

Berhentilah dalam perputaran makna dan jadilah Kesejatian atas diri sendiri, bukan hanya mengikuti tetapi kuatkan dan jangan dilepaskan hanya karena melihat ketakjuban diluar diri sendiri.

Maka segala pencarian telah selesai hingga tubuh akan memahami siapa Tuannya karena ia sadari bahwa dirinya Sang Maha Sejati yang menguasai segala yang di wujudkan atas ruh yang menjadi jiwa didalam tubuh.
Tiada yang lain dan tiada yang bukan yang ada hanya segala yang ada adalah kenyataan atas kesadaran yang punya tubuh maka seluruh isi alam semesta raya akan bersujud memuji yang Maha Nyata terlihat dibalik segala sesuatu yang Nyata. Masihkah ada selain Allah ? Yang mustahil tidak ada yang ada selain kemaha nyataan yang Nyata dan terlihat.

Masihkah ada diri ? Jika masih lepaskan keseluruhan hingga tidak ada sisa dan jalani segalanya dengan menerima segala keadaan yang terjadi dan dirasakan.

Engkau bertanya : Jika hanya AKU yang ADA sendirian. Berlaku kah Nafi dan Isbat Saudara-Ku

Sebenarnya tetap berlaku tetapi yang menafikan Allah sendiri dan yang mengisbatkan Allah sendiri ?
Nafi isbat itu maksudnya begini sebenarnya.......

secara awam difahami kita menafikan : Laa ilaha (tidak ada ilah)
kemudian kita mengisbatkan : illallah (kecuali Allah)

itu maksudnya nafi isbat, secara awam.......

secara khusus itu kita menafikan : Laa ilaha (tidak ada ilah) atau membuang semua Tuhan2 palsu dari dalam diri kita, dan Tuhan terakhir yang perlu dibunuh adalah prasangka kita sendiri tentang Tuhan.......
baru Allah sendiri yang mengisbatkan diriNYA sendiri........

dari sisi manusia mengosongkan :laa ilaha (membuang semua ilah)
dari sisi Tuhan mengisi : illallah ("yang ada ini INGSUN, ALLAH").....

nafi isbat secara khususnya khusus adalah:
Tuhan sendiri yang menafikan, Tuhan sendiri pula yang mengisbatkan.........
Nafi dan isbat akan berlaku hanya jika Maha Diri menghendaki atas kehendak setiap kejadian

Tidak ada Tuhan
Tidak ada manusia
Tidak ada hewan
Tidak ada tumbuhan
Tidak ada segala unsur

Kecuali Anna laa ilaha Hu Anna = tersebutlah Nama Allah, Allah Maha Segalanya
Disebutlah kesatuan segalanya ini dengan Allah dan derajat paling sempurna adalah manusia maka itu malaikat dan iblis bersujud kepada manusia hanya iblis yang tidak bisa bedakan terhijab oleh wujud manusia yang sangat lemah
Karena segalanya terhubung maka otomatis rezeki kesusahan dan kesenangan datang dengan sendirinya.

Senang tidak dirasa berlebihan dan susah pun tdk dirasa berlebihan
Sakit tidak dirasakan berlebihan derita menjadi nikmat dibalik derita seakan menanggung segala semesta yang merasakan sakitnya
Perwujudan kasih sayang yang sejati
Maka yang tadi dirasa sakit akan terasa ikhlas atas sakitnya seakan menanggung segala yang ada disemesta raya
Nafi = tiada (menolak) meniadakan segala yang ada yang ada hanya = kecuali (isbat) diriku sendiri yang menjadi segala yang ada
Jika sudah seperti ini
Maka musuh didepan tidak berkutik terdiam bukan karena kehebatan kita melainkan kelembutan kasih sayang kita, sekalipun kedua tangan mengayunkan pedangnya.

Sebagaimana dajjal didalam diri hanya bisa dikalahkan jika manusia meniadakan semuanya dan adanya segalanya ialah dirinya sendiri maka yang diwujudkan dalam sehari2 adalah bagaimana bisa berbuat baik membantu berkasih sayang dan menjadi manfaat buat yang ada bukan sebaliknya menjadi sombong meremehkan manusia lain yg belum ketahui ilmu Allah atau semacam merendahkan sesuatu yang belum memahami.

Banyak yang memahami tetapi harus tahu aturan mainnya jika tidak memahami aturan mainnya sekalipun ribuan kitab dan ribuan guru engkau temui sama sekali tidak akan memberi bekas kesadaran yang murni yang nampak hanyalah bangkai yang berambisi menjadi untuk segala yang ada yang nampak atas ego diri sendiri dan semakin terjerumus dalam keakuan ego bahwa "aku adalah yang terbaik dan terpilih sedangkan yang lain tidak".

Laa haula walaa quwataa ilaa billaah


-----------------------------

TUAK ILLAHI

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages