Hamba yang sudah kenal Allah dengan mereka yang belum, pada dasarnya sama secara fisik dan kegiatan keseharian, para arif billah (yang kenal Allah) juga makan, minum, bekerja dan bergaul layaknya orang biasa (baca : tidak kenal Allah). Hanya saja para arif billah itu, jiwanya sudah bukan diri manusia lagi, Aku (ego) nya sudah AKU nya Allah, apapun yang tanpak pada prilaku keseharian para arif billah memang tanpak mereka sebagai manusia yang beraktifitas, namun sebenarnya Allah sendiri yang berbuat, karena diri manusianya sudah tidak ada ada karena tergantikan Allah, maka pada hamba tersebut tidak ada bekas sedikitpun pengakuan bahwa prilaku yang terjadi sebagai prilaku dirinya sebagai manusia, bukankah yang tidak ada tidak bisa berbuat apa-apa?
--------------------------------------------- -------------
Bersyareat itu tidak hanya menunjuk pada prilaku ibadah saja, semisal sholat, puasa, zakat, haji dzikir dan sebagainya, namun juga menunjuk pada semua prilaku keseharian, semisal makan, minum, berbicara dan seterusnya, tegasnya prilaku syareat adalah prilaku yang berakhlaqul Qur'an sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah, dan urusan jiwa, biarlah tersetah diri masing-masing, tapi urusan prilaku zahir haruslah selalu menjunjung adab dan kesopanan yang berakhlaqul karimah, tidak merugikan orang lain dan tidak memprofokasi keadaan yang sudah aman dan tentram, kecuali memang mau berurusan dengan hukum
---------------
( TUAK ILLAHI )
No comments:
Post a Comment