Apa baik dan buruk itu?
Tindakan yang baik adalah tindakan yang berakibat menguntungkan, sementara tindakan buruk adalah tindakan yang berakibat merugikan. Atau ada pula yang mengatakan bahwa baik dan buruk adalah masalah perbandingan. Sedikit kebaikan mungkin akan tampak sebagai kejahatan atau keburukan jika dibandingkan dengan kebaikan yang lebih besar, dan sebaliknya keburukan yang kecil dibandingkan dengan keburukan yang lebih besar akan tampak sebagai kebaikan. Mungkin ini juga ada benarnya karena jika tidak ada keburukan, maka kebaikan tidak ada artinya, sebagaimana tanpa ketidakadilan, keadilan tidak dapat dihargai.
Ketika dilahirkan, manusia tidak memiliki pengetahuan dan belum mengenal keadaan sekitarnya. Seiring dengan pertumbuhannya, manusia mulai mempelajari kejadian dan tindakan mana yang berakibat menguntungkan dan mana yang merugikan. Berdasarkan hukum sebab-akibat itulah, manusia kemudian mengenal baik dan buruk.
Manusia akan melakukan tindakan yang ''baik'' setelah melalui pertimbangan pikiran. Manusia yang daya pikirnya belum berkembang, seperti anak-anak, tindakannya tidak didasarkan atas pertimbangan baik-buruk. Perbuatan mereka hanya berdasarkan dorongan keinginan semata. Demikian pula pada orang yang berpikiran picik, mereka berbuat atas dasar nafsu semata tanpa memperhitungkan bahwa tindakannya akan mencelakakan dirinya, bahkan orang lain.
Pemikiran dan kemauan manusia mengalir menjadi satu dalam tindakan dan membentuk manusia yang hidup dalam tindakannya. Kemauan sifatnya netral, kemauan ini akan menjadi tindakan baik atau buruk tergantung pada pengembangan kesadaran pikiran pelakunya. Bila pikiran dan kemauan baik maka tindakannya juga baik. Akan tetapi, bila pikiran dan kemauan sedang marah, maka tindakannya juga berwujud amarah.
Perkembangan daya pikir manusia berbeda-beda. Ada manusia yang perkembangan daya pikirnya memadai, ada pula yang tidak. Karena perbedaan ini, maka bisa terjadi suatu perbuatan yang baik oleh seseorang dianggap buruk oleh orang lainnya.
Seorang anak yang tidak mengetahui akibat menaruh tangannya kedalam api akan segera menarik tangannya kembali karena sakit. Berdasarkan pengalaman itu dia tidak akan mengulanginya kembali.
Bila seorang dewasa hendak melompat kedalam air yang dalam dan ia menyadari bahwa dirinya tidak dapat berenang, sebenarnya dia mengetahui bahwa dia mungkin dapat mati tenggelam. Bila ia tetap melompat, dorongan kemauannya mengalahkan pertimbangan pikiran dan suara batinnya, dan ia akan menanggung akibatnya.
Dari contoh diatas diketahui bahwa perkembangan manusia akan menentukan kesadaran dirinya, apabila seseorang karena kurang berkembangnya daya pikir berbuat buruk, dia mungkin tidak menyesal namun manusia yang berbuat seperti itu sama dengan binatang yang tidak mengetahui mana yang lebih baik bagi dirinya.
Perkembangan diri adalah pengalaman dimana manusia belajar untuk berpikir lebih baik, bertindak lebih baik, dan menjaga agar tidak melakukan sesuatu yang dapat merugikan atau menyakitkan dirinya. Semakin baik daya pikir seseorang semakin merasa dirinya lebih bebas dan tidak bergantung kepada orang lain.
Tuhan adalah sumber dari kebenaran, kebaikan dan kecintaan. Tidak ada makhluk yang diciptakan untuk menjadi jahat. Bila manusia karena suatu keadaan dia melakukan suatu kejahatan atau perbuatan buruk, dia akan mempertanggungjawabkan perbuatannya. Yang dipandang manusia sebagai nasib, kesialan, kesempatan, atau kebetulan sebenarnya adalah kumpulan perbuatan yang dilakukan pada waktu masa sekarang, sebelumnya, dan mungkin juga dalam kehidupan selanjutnya. Setiap perbuatan ada kaitannya dengan kejadian sebelumnya dan akibat sesudahnya.
Hanya seorang yang bijaksanalah yang akan belajar dari pengalaman dan tidak akan melakukan kesalahan untuk kedua kalinya.
No comments:
Post a Comment