Kan kupetik cempaka itu
Ku buka daun jendela
di hiasi chandra kartika
Di bulan Waisya ini
Sepuluh kali aku melewati pintu rumahmu
yang masih rapat terkunci dari dalam Kapan kau buka
Wahai sang dewi puspa
sekalipun aku tau pintu rumahmu terkunci
aku akan mengetuk nya berulang kali
angin yang menghembus bumi menjadi saksi
penyesalan dwipangga menyentuh kedasar hati
Nari Ratih…………………..!
Kau adalah sebongkah batu karang
Tapi aku adalah angin yang sabar dan setia
Sampai langit di atas terbelah dua
Aku akan membelai namamu bagaikan bunga
hujan sore ini turun dengan sedihnya
tanpa angin tanpa pelangi
apakah itu pertanda harapanku akan sia sia
kulewati malam yang dingin ini dengan gemetar
sambil terus mengenang wajahmu...
nari ratih........
Aku berkelana mencari cinta
...
Akhirnya di candi walandit
.
No comments:
Post a Comment